BUATLAH APA YANG BELUM DIFIKIRKAN ORANG LAIN,BERHENTI TIADA TEMPAT BAGIMU, LAMBAT BER ARTI MATI, KARENA ENGKAU AKAN TER INJAK INJAK OLEH MASA
ASSALAMU ALAIKUM
Senin, 01 Oktober 2012
2. AKHLAK, IHSAN, ETIKA, DAN MORAL
2. AKHLAK, IHSAN, ETIKA, DAN MORAL
2.1. Konsep Akhlak, Ihsan, Etika, dan Moral
Kata akhlak secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata khulukun yang
berarti: budi pekerti, perangai, tabi’at, adat, tingkah laku atau sistem perilaku yang
dibuat. Sedangkan secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk, antara yang terbaik dan tercela baik itu berupa perkataan
maupun perbuatan manusia lahir dan batin.
Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui suatu konsep tentang apa dan
bagaimana sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep tentang apa dan
bagaimana sebaiknya akhlak itu seharusnya disusun oleh manusia didalam sistem
idenya yang merupakan hasil penjabaran dari kaidah-kaidah yang bersifat
normatif dan deskriptif yang bersumber pada nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits.
Akhlak dapat dididik melalui sekurang-kurangnya dua pendekatan :
a. Rangsangan-Jawaban (stimulus-response) sehingga terjadi refleksi dan
dapat dilakukan dengan cara berikut:
melalui latihan
melalui tanya jawab
melalui contoh (keteladanan).
b. Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan
dengan cara berikut:
melalui Dakwah
melalui Ceramah
melalui Diskusi dan sebagainya.
Maka akhlak yang baik adalah pola perilaku yang dilandaskan dan manifestasi
dari nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Ihsan berarti berbuat baik dan pelakunya
disebut muhsin. Dalam al-Qur’an kata-kata ihsan dipakai antara lain untuk
perbuatan seperti: berinfak, menguasai amarah,mema’afkan manusia, bersabar,
bersungguh-sungguh dan bertakwa. Jadi akhlak yang berkualitas ihsan disebut
akhlakul karimah (Zakiah Daradjatdkk, 1984:255).
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilm u atau filsafat,
karenanya yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat
Jatnika, 1992:26).
2.2. Nilai, Norma, Sikap, dan Tingkahlaku
Sistem nilai merupakan ketentuan umum yang merupakan pendekatan filososi dari
keyakinan,sentimen dan identitas. Karena itu ada yang bersifat ilahiyah dan
normatif serta ada yang bersifat mondial (duniawi) yang dirumuskan sebagai
keyakinan, sentimen maupun identitas sebagai suatu kenyataan yang berlaku pada
tempat dan waktu tertentu karenanya bersifat deskriptif. Sedangkan penjabarannya
dalam bentuk formula, peraturan atau ketentuan pelaksanaannya disebut norma.
Sistem nilai dan norma pengaruhnya terhadap tingkahlaku sangat tergantung
kepada :
a. Keyakinan yang menyeluruh terhadap sistem nilai dan norma
b. Daya serap dari individu dan masyarakat dalam penggunaan sistem nilai
dan norma
c. Ada atau tidaknya pengaruh interdependensi dari sistem nilai dan norma
yang lain
d. Kondisi fisik, fisiologis dan psikologis seseorang
e. Halangan karena tertidur. (Zakiah Daradjat dkk, 1984:260).
2.3. Karakteristik Etika Islam
Berbeda dengan etika filsafat, etika Islam memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang
baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik
dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-
Hadits yang sohih.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan
dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun
mereka berada.
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak
yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya
memanusiakan manusia (Hamzah Ya’kub, 1996:11).
3. AKHLAK TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
3.1. Tindakan Berpikir
Keutamaan berpikir :
a. Mendapat pujian dari Tuhan Yang Maha Esa (Q.S:3 ayat 191)
b. Berpikir sesaat lebih baik daripada beribadat setahun (H.R. Ibnu Hibban)
c. Dapat menambah kedekatan dan rasa takut terhadap hukuman Tuhan Yang
Maha Esa (H.R. Ibnu Hatim)
d. Untuk mengambil ketentuan dan atau keputusan (Imam Syafi’i)
e. Merupakan pokok pangkaluntuk mendapatkan segala kebaikan, sebab
itulah yang memindahkan sesuatu yang asalnya dibenci menjadi amat
dicintai.
f. Dapat menyebabkan berkembangnya ilmupengetahuan serta membuahkan
kemakrifatan dan keuntungan
Hal-hal Yang Perlu Dipikirkan :
a. Ketaatan/kepatuhan terhadap perintah dan larangan-Nya.
b. Kemaksiatan yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan
hidup.
c. Sipat-sipat yang menyelamatkan.
d. Sipat-sipat yang merusak.
3.2. Dzikir dan Do’a
Keutamaan Dzikir :
a. Akan selalu diingat dan diperhatikan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Q.S:2
ayat 152)
b. Mendapatkan tempat yang penuh kenikmatan dan kelezatan disurga (H.R.
Tabrani)
c. Penyebab diampuninya segala dosa yang telah dilakukan (H.R. Muslim)
d. Merupakan amalan yang paling utama (H.R. Ibnu Hibban, Thabrani dan
Baihaqi)
Permulaan Dzikir adalah ketenangan dan kecintaan karena selalu merasa dekat
dan diperhatikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Keutamaan Do’a :
a. Do’a adalah intisari ibadah (H.R. Tirmidzi).
b. Do’a merupakan senjata orang yang beriman, tiangnya agama dan cahaya
langit dan bumi (H.R. Hakim dan Abu Ya’la).
c. Akan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
d. Dapat menyelamatkan diri dari gangguan dan kejahatan makhluk.
e. Memudahkan dalam mencari dan mendapatkan rizki.
Tatacara memanjatkan Do’a :
a. Memulai dan mengakhiri do’a dengan pujian kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan perasaan yang khusyu’ dan penuh kerendahan serta
pengharapan.
b. Memanfaatkan waktu-waktu diterimanya do’a.
c. Dengan bahasa yang baik (mencurahkan segala isi hati) dan terperinci.
d. Yakin akan dikabulkan, yakin bahwa apapun yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa adalah yang terbaik untuk diri kita saat ini, sehingga tidak
memaksakan kehendak kepada Tuhan.
3.3. Memohon Ampunan-Nya.
Rasulullah saw dalam kehidupan kesehariannya selalu memohon ampunan dan
bertaubat kepada Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 70 sampai 100 kali. Padahal
beliau sudah diampuni dan dijamin masuk surga, itulah bukti sukur beliau kepada
Tuhan. Maka kita sebagai manusia biasa seharusnya mentauladaninya (H.R.
Bukhori dan Muslim).
3.4. Bertaubat
Kata taubat memiliki pengertian yang tersusun dari tiga perkara, yaitu ilmu,
keadaan dan perbuatan. Ilmu ialah mengetahui dengan sebenar-benarnya betapa
besarnya bahaya dosa jika dilakukan dan dosa-dosa itu sendiri merupakan racun
yang sangat merusak jiwa, hati dan agama juga merupakan tabir antara seseorang
dengan apa saja yang dianggap sebagai kekasihnya.
Syarat Taubat
Menyesali atas dosa yang telah dilakukan
Mohon ampun atas dosa yang telah dilakukan
Berjanji untuk tidak mengulangi dosa tersebut
Mengganti dengan amal kebaikan
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, dkk akhlak terhadap Tuhan YME adalah
sebagai berikut:
a. Mengesakan Tuhan
b. Taat dan patuh (bertakwa) kepada Tuhan
c. Berdoa
d. Selalu mengingat-Nya
e. Berserah diri kepada-Nya
4. AKHLAK TERHADAP MAKHLUK
4.1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri
a. Memelihara harga diri
b. Bersikap
c. Keperwiraan
d. Tidak rakus tetapi tetap ada kesungguhan
e. Menjauhkan diri dari riya
f. Menjauhkan diri dari ujub
g. Menjauhkan diri dari takabur
h. Menjauhkan diri dari kemashuran untuk mendapatkan pujian
i. Menjauhkan diri dari dari bermuka dua
j. Jangan kikir (ilmu, tenaga maupun harta)
k. Jangan mempunyai sifat iri dengki
l. Jangan lekas berputus asa
m. Selalu gembira dan penuh harapan
n. Gemar kepada kemajuan
o. Selalu berkata jujur
p. Selalu mengharapkan tuntunan Tuhan agar menjadi manusia yang baik dan
bermanfaat
4.2. Akhlak Terhadap Orang Tua
a. Berbakti
b. Mengurus nafkah hidupnya
c. Menyenangkan hatinya dengan kata-kata dan perbuatan
d. Taat dan hormat
e. Membantunya dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama
f. Berdo’a kepada Tuhan untuk keduanya
g. Memuliakan keduanya dalam pergaulan sehari-hari
h. Selalu menunjukkan rasa terima kasih
4.3. Akhlak Terhadap Suami-Istri
4.3.1. Suami
a. Menjadi pemimpin rumah tangga yang baik
b. Menjaga perbuatan yagn baik dengan istri
c. Memberi belanja yang cukup
d. Menjaga kesenangnnya yang baik
e. Memimpin dalam kemajuan menambah ilmu pengetahuan
f. Memelihara kerukunan hidup dan ketentraman rumah tangga
g. Jangan berbuat sesuatu yang menyakitkan hati istri
h. Menghindarkan perdebatan dalam berbicara dan perbuatan
i. Membela istrinya dalam segala sesuatu
j. Sayang sama mertua dan anak-anak
4.3.2. Istri
a. Berbakti kepada Tuhan dan suaminya
b. Setia dan taat kepada suami
c. Memelihara kehormatan rumah tangganya
d. Memberikan pelayanan yang memuaskan
e. Tidak menerima tamu yang tidak disukai suaminya
f. Berhemat dalam belanja
g. Selalu menggunakan bahasa yang lemah lembut dan sikap yang manis
h. Selalu bersabar dan bertawakkal kepada Tuhan
i. Mempunyai wawasan yang luas dan rajin ibadah
j. Menjaga dan mendidik anak-anak dirumah dengan baik
k. Selalu menyenangkan suami
4.4. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
a. Mempunyai rasa malu
b. Berlaku adil
c. Berkata jujur dan benar
d. Selalu manis budi bahasa, ramah tamah
e. Selalu ringan tangan, gemar menolong orang
f. Selalu menghargai pendapat orang lain
4.5. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam (Q.S. 3:190)
b. Menjaga, memelihara dan melestarikan alam
c. Memanfaatkan sumber daya alam untuk kemaslahatan bersama (Q.S. 2:60)
d. Tidak mengeksplorasi alam secara berlebihan yang mengakibatkan
terjadinya krisis sumber daya alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
al hamdu lillah