ASSALAMU ALAIKUM

SELAMAT DATANG DI IQBAL'S BLOG

Kamis, 09 Mei 2013

METHODOLOGI 30 T

Metoda/Metode secara sederhana diartikan sebagai strategi, teknik atau cara. Sementara metodologi, merupakan pengetahuan mengenai sebuah metoda, mengkombinasikan strategi, teknik atau cara tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal apapun, disadari ataupun tidak, sebetulnya mermerlukan metodologi yang tepat. Begitu juga dalam pendidikan. Metodologi yang tepat dalam pendidikan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kerena situasi, kondisi, dan piskologis objek didik (Siswa, anak, teman, tetangga, karyawan, bawahan, dll) berbeda-beda, maka pendidik jangan hanya mengandalkan satu metoda saja dan jangan menganggap atau menyatakan mutlak kebenaran metodanya tersebut. Dalam islam, ada beberapa metodologi pendidikan yang dapat digunakan pendidik (Pemimpin, orang tua, guru, pejabat, da'i, dll) sebagai acuan, baik dalam lingkungan formal maupun informal. Baik di lingkungan sekolah, instansi, keluarga, ataupun masyarakat secara luas. Metodologi ini dikenal sebagai Metodologi 30 T. 1. TA’LIM (Memberi tahu) Ta'lim diartikan juga sebagai pengajaran. Ta'lim, merupakan metoda dasar dalam pendidikan. Supaya tidak terjadi salah faham, pertama-tama pendidik menyampaikan pengertian tentang objek-objek (Benda, Keadaan, Persoalan, Kasus) yang sedang dibicarakan. 2. TABYIIN (Memberi penjelasan) Pendidik harus menjelaskan dengan benar supaya ada kejelasan tentang objek yang beritahukannya itu. 3. TAFSHIIL (Merinci) Metode ini untuk memberi keterangan secara detail mengenai apa yang dibicarakan atau diberitahukannya sehingga objek didik memperoleh pengertian yang utuh dan mendalam. 4. TAFHIIM (Memahamkan) Metoda TAFHIIM ini untuk memberikan kesamaan persepsi tentang benda, keadaan, persoalan, ataupun kasus, sehingga tidak terjadi perselisihan mengenai yang dibicarakan. Biasanya perselisihan itu timbul karena adanya pemahaman yang berbeda tetang objek yang sama. 5. TARJIH (Memilih yang lebih mendekati kebenaran) Jika ada dua alasan atau lebih yang berbeda menengai suatu objek, maka pilihlah yang mendekati kebenaran dan kemaslahatan 6. TAQRIB (Melakukan pendekatan) Metoda ini dapat dilakukan kapan saja untuk menciptakan kebaikan dan harmonisasi hubungan antara pendidik dan objek didiknya. 7. TAHKIIM (Mengangkat penengah) Meminta pihak ketiga yang ‘arif sebagai hakim atau penengah untuk memutuskan perbedaan dan perselisihan yang ada. 8. TA’SYIIR (Menggunakan Isyarat) Banyak anggota tubuh ini yang bisa dijadikan sebagai isyarat supaya objek didik melakukan sesuatu. Bisa menggunakan kedipan mata, gerak tangan, gelengan kepala, ataupun anggota badan lainnya. Isyarat juga bisa menggunakan benda-benda tertentu. Metoda TA’SYIIR ini kadang tidak berhasil, karena objek didik memerlukan daya tangkap dan persepsi yang yang tinggi untuk menangkap maksud yang tersirat. Walaupun begitu metoda ini juga bisa meningkatkan kepekaan komunikasi dengan orang lain. 9. TAQRIIR (Memberi persetujuan secara tersirat) Memberi persetujuan tanpa kata, bisa berupa senyuman, sikap, atau membiarkan objek didik meneruskan hal benar yang dilakukannya. Jadi, metoda ini dilakukan apabila objek didik melakukan perbuatan benar dan tidak menyalahi aturan. 10. TALWIIH (Menyalahkan atau membenarkan secara simbolis) Talwiih ini bersifat simbolis, bisa menggunakan simbol tertentu atau kiasan untuk menyalahkan atau membenarkan, menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap orang lain. 11. TARWIIH (Memberi penyegaran fisik dan mental) Sebagai pendidik, seharusnya melakukan hal yang bisa menyenangkan dan menyegarkan objek didik, baik rohani maupun jasmaninya. Jangan terus menjejali waktu dan kapasitas otaknya tanpa henti, sehingga mereka tidak selalu berada dibawah tumpukan sekam dan tekanan psikis. Manusia dengan fitrahnya masih perlu bersantai-santai. Gunakanlah metoda ini dengan ‘arif. 12. TAQSHIIR (Mengurangi) Mengurangi atau meringankan beban/tugas yang harus dikerjakan sehingga tugas itu dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu harus memberi toleransi atas beban/tugas yang dikerjakan objek didik. Dengan metoda ini diharapkan objek didik mempunyai tanggung jawab mentataati dan tidak merugikan dirinya sendiri dengan menyelesaikan tugasnya. 13. TABSYIIR (Menjanjikan balasan yang baik) Maksudnya, menggembirakan dengan menjanjikan hal-hal yang menyenangkan (sebagai contoh memberi hadiah, dll) apabila objek didik/yang bersangkutan menepati dan mengerjakan apa yang telah diperoleh atau dipelajarinya. Metoda ini juga harus dilakukan dengan ‘arif sesuai kondisi. 14. TAMTII’ (Memberi hadiah tambahan) Pemberian tambahan di luar dari ketentuan yang sudah diberlakukan ini hanya dilakukan untuk objek didik yang kesadaran morilnya masih kurang. Jangan dijadikan kebiasaan hanya untuk memanjakannya, dan lakukan secara bijaksana juga dengan memahami perkembangan mental objek didik. 15. TA’ZIIZ (Memberi kehormatan) Memberikan tanda kehormatan atau penghargaan kepada yang bersangkutan/objek didik karena prestasi/hal baik yang telah dilakukannya. Selain digunakan di dunia pendidikan secara khusus, metoda Ta’ziiz ini secara umum digunakan di lingkungan perusahaan atau instansi. Bagi karyawan yang benar-benar berprestasi tinggi biasanya diberi jabatan yang lebih tinggi pula. SUMBER: http://diary4share.blogspot.com/2009/08/metodologi-pendidikan-islam.html#ixzz1YUIc6Yux Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

al hamdu lillah