BUATLAH APA YANG BELUM DIFIKIRKAN ORANG LAIN,BERHENTI TIADA TEMPAT BAGIMU, LAMBAT BER ARTI MATI, KARENA ENGKAU AKAN TER INJAK INJAK OLEH MASA
ASSALAMU ALAIKUM
Jumat, 17 April 2015
(Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mungkin ada setumpuk pertanyaan, masalah dan keinginan yang menjejali kepala anda dan tentu anda ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan tersebut. Singkat kata, anda ingin meraih keuntungan.
Mungkin anda bingung memilih Perguruan Tinggi dan Jurusan manakah yang anda pilih atau yang sesuai dengan hati nurani anda? Dan sederet pilihan lainnya yang kadang membuat anda pusing. Keputusan yang anda ambil pun kadang sering menyimpang dari kenginginan anda semula.
Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”.
Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah memilih satu aatu lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mugnkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.
Teori Pengambilan Keputusan
- Keputusan yang baru mungkin, persoalan baru yang belum pernah dialami sebelumnya.
- Salah satu komponen terpenting dari proses pembuatan keputussan adalah kegiatan pengumpulan Informasi darimana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat dibuat.
- Pembuat keputusan bisa perorangan atau kelompok baik untuk kepentingan sendiri mauapun kepentingan kelompok.
- Lingkungan keputusan dapat sampai tak terbatas.
Empat Kategori Keputusan
1. Keputusan dalam keadaan ada kepastian ( certainty )
Suasana dikatakan certainty jika semua informasiormasi yang diperlukan untuk membuat keputusan diketahui secara sempurna dan tidak berubah. Sebagai contoh dalam merumuskan model.
2. Keputusan dalam keadaan resiko ( risk )
Suasana dikatakan risk jika informasiormasi sempurna tak tersedia, tetapi seluruh peristiwa yang akan terjadi beserta probabilitasnya diketahui. Untuk mempelajari keputusan dalam suasana risk, pemahaman teori probabilitas amat berperan.
3. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (Uncertainty)
Suasana dikatakan uncertainty jika seluruh peristiwa yang mungkin terjadi diketahui, tetapi tanpa mengetahui probabilitasnya masing-masing.
4. Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)
Suasana konflik muncul jika kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan berada dalam pertarungan. Satu pihak pengambil keputusan tidak hanya memikirkan pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan pesaing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas maka kita bisa mengetahui beberapa masalah dalam pengambilan keputusan. Permasalahan diatas bisa dicari bagaimana cara mengambil keputusan yang efektif dan cara mengambil keputusan yang kreatif sesuai metode dan teori pengambilan keputusan.
C. Tujuan Permasalahan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang efektif
2. Mengambil keputusan sesuai dengan metode dan teori pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antara Keputusan dan Masalah
Sejauh mana pun perbedaan yang terjadi diantara pandangan Etzioni dan Lend Plom mengenai metode ideal dalam membuat keputusan kreatif, tetapai praktek membuat keputusan kreatif merupakan hasil yang pasti ketika sukses dalam memecahkan masalah. Pemilihan langkah pertama yang tepat dalam pemecahan masalah untuk membuat keputusan harus dianggap sebagai pembuka untuk memecahkan masalah. Seperti diketahui, berbagai masalah insani akan selalu ada untuk selamanya. Anehnya, jarang sekali masalah itu mudah dipecahkan. Meskipun demikian, disamping terdapat perbedaan pemahaman dan upaya menyelesaikannya, masalah-masalah tersebut menuntut penggunaan akal secara sempurna untuk memecahkannya.
Manusia, sebagaimana diketahui bersama, berbeda kapasitasnya dalam menyelesaikan suatu persoalan, sementara masalah merekapun tentu berbeda pula. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada manfaatnya untuk mengikuti suatu metode tertentu dalam memecahkan semua masalah manusia. Dalam realitasnya, penggunaan rasio kadang-kadang lebih berguna dalam memecahkan masalah daripada unsur lainnya. Hal terpenting di sini adalah bahwa kita mesti mengetahui secara persis kapan pertama kalinya penetapan peragaman masalah yang mesti dihadapi, kemudian baru berpikir secara rasional mengenai cara atau metode untuk menghadapi dan memecahkannya.
B. Pengambilan Keputusan
Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan/keputusan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif
Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur :
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah).
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
2. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
4. Metode Konservatif/Konvensional
Menurut lend plom anda akan dinilai konservatif bila dalam membuat keputusan,anda merujuk pada pengalaman orang lain yang memiliki masalah yang sama.
Anda ingin menginginkan sebuah masalah berjalan apa adanya dan menghindari banyak pertentangan. Oleh karena itu anda mengikuti cara orang lain dalam hal ini dan tidak memberikan ruang bagi tumbuhnya kretivitas dalam diri anda.keputusan yang anda ambil mungkin saja cepat mengatasi msalah dan dalam beberapa kasus terbukti banyak berhasil.
Metode ini memiliki beberapa keistimewaan yang disebut dengan istilah incrementalisme, yaitu memulai sesuatu dari apa yang telah dicapai atau dirancang oleh orang lain.
Akan tetapi ada jika anda memakai teori ini maka :
1. Anda tidak memiliki daya cipta yang tinggi.
2. Anda gemar meniru orang lain dan mengekor nilai nilai lama.
3. Solusi yang terbatas dan strategi kebijakan yang satu arah bertumpu pada kebiasaan masa lalu, tidak memberikan ruang kreativitas untuk melahirkan pemikiran pemikiraan baru.
4. Ketergantungan kepada masa lalu mengikat ruang gerak kreatifitas.
5. Perkembngan ilmu manajemen baru menawarkan metode metode baru dalam membuat keputusan keputusan yang efektif.
5. Metode Rasional
Pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan ini tidak hanya semata-mata menerima suatu cara oleh karena cara itu di waktu yang lampau telah dipakai dengan hasil baik, melainkan menetapkan dengan seksama persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai pegangan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai cara pemecahan sementara, dan memeriksa kembali cara pemecahan tersebut. Dengan demikian, pembuatan keputusan berdasarkan ilmu pengetahuan (ilmiah) itu adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang membawa kepada suatu rencana yang efektif.
Metode pemecahan masalah ini disebut oleh Dr.Alawiat sebagai contoh yang baik.metode ini berdasarkan prilaku seorang ekonom yang secara detail mengumpulkan data, mendiagnosis masalah,menilai berbagai kemungkinan, kemudian memilih alternatif yang paling logis.prinsip seseorang dalam mengambil keputusan adalah mencari solusi yang terbaik dan paling ideal.denagan demikian anda akan menjadi seseorang yang yang pragmatis dan realistis.
6. Metode Pemograman Linier
Terdiri atas dasar 2 kata, yaitu LINIER yang mempunyai arti bahwa fungsi matematik yang digunakan dalam model adalah fungsi linier, dan yang kedua programming , kata ini tidak ada hubunganya dengan program komputer. Dengan demikian , secara harfiah linier programming dapat diartikan sebagai teknik perencanaan guna pengambilan keputusan dengan menggunakan fungsi matematika yang berbentuk model linier .oleh karena itu dalam penerapanya ,linier programming memiliki perencanaan kegiatan kegiatan untuk mencapai hasil yang optimaldengan mempertimbangkan alternatif alternatif.
Dengan demikian maka definisi dari linier programming adalah: sesuatu modal matematik /teknik matematik tyang digunakan untuk mencari cara terbaik dalam mengendalikan sumber daya yang terbatas pada kegiatan kegiatan yang saling berkompetensi dengan menggunakan model linier.
Perkembangan ilmu ini bermula ketika PD II ,angkatan perang inggris dan amerika serikat dihadapkan pada maslah yang kompleks,yaitu mengalokasikan sumber daya tentara dan perlengkapan yang terbatas untuk berbagai kegiatan operasi perang yang luar biasa besar skalanya.kunci sukses kedua angkatan tersebut adalah keberhasilan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang tepat untuk mengirim jumlah pasukan beserta logistiknya ke berbagai tempat yang membutuhkan.keputuan tersebut ternyata bersumber pada suatu tim yang terdiri dari pada ilmuwan yang melakukan penelitian .
7. Metode Pemograman Integrer
Dalam kehidupan sehari hari snagt banyak pengambil keputusan yang membutuhkan solusi optimal yang berbentuk bilanga. Industriawan pesawat mempertanyakan “berapa pesawat yang harus diproduksi tahun ini”?, pengusaha akan bertanya “berapa jumlah karyawan yang harus diterima berdasarkan tambahan investasi” ?, atau developer yang menanyakan ,” berapa gedung yang harus dibangun tahun ini”? mungkinkah manajer yang ditanya akan menjawab 2 setengah atau 6 setengah, tentu tidak mungkin.
Contoh kasusnya seperti ini : suatu perusahaan otomotif memproduksi dua jenis mobil, yaitu truk dan bus. Keuntungan perunit truk adalah Rp. 10 juta, sedangkan bus adalah 50 juta. Untuk memproduksi 1 unit truk diperlukan biaya Rp. 10 juta dan bus untuk bus Rp. 100 juta.modal yang tersedia hanya Rp. 200 juta.dengan alasan pemasaran, truk tidak bisa dijual lebih dari 2 unit perbulan. Bagaimana strategi produk perusahaan tersebut agar keuntungan yang diraihnya sebesar mungkin ?
8. Metode Peramalan
Kita sering menjumpai atau mendengar kata peramalan dan tuirunanya, mislanya :ramalan cuaca , ramalan pertumbuhan ekonomi, ramalan situasi pilotik bahkan ramalan nasib semua kata peramalan yang disebutkan tadi mempunyai kesamaan dalam melihatatau memprediksi suatu kejadian dimasa mendatang,tapi caranya tidak perlu sama,.cara meramal pertukmbuhan ekonomi tentu berbeda dengan cara meramal nasib yang dilakukn oleh para astrologmaupun ; paranormal.
Pada diskusi ini peramalan (forecasting) didefinisikan sebagai alat / teknik untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatokan data atau informasi yang relevan , baik data masa lalu maupun data saat ini, sudah barang tentu pelamaran yang dipelajari disini bukanlah suatu peramalan yang menggunakan teknik yang dipakai oleh para normal, melainkan suatu peramalan yang menggunakan suatu kerangka kerja atau teknik kuantitatif yang baku dan kaidah kaidah yang dapat dijelaskan secara matematik maupun statistik.
Teknik ini sangat berguna untuk melihat gambaran gambaran tentang masa depan sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan baik apa yang akan terjadi,mislanya sebuah perusahaan pembuat printer komputer dapat memberikan berpa permintaan printer laser, misalnya di bula-bulan mendatang perusahaan tersebut dapat memperkirakan dengan baik berapa besarnya prodiksi printertersebut saat ini.akibatnya perusahaan tersebut bisa tepat dlam menga,bil keputusan untuk memproduksi printer tersebut.
Diagram Berikut Meringkas Cara-cara Menentukan Metode
Pengambilan Keputusan Didasarkan Pada Sifat Masalah
Keterangan :
K = Kualitas
P = Penerimaan
C. Praktek Membuat Keputusan
Berkenaan dengan tema ini, ada tiga istilah yang hampir sama digunakan, yaitu shina’at al qarar (memproses keputusan), ‘ittikhadz al qarar (membuat keputusan), dan ‘ishdar al qarar (mengeluarkan keputusan) untuk direalisasikan.
shina’at al qarar sebagaimana pemahaman kami, merupakan suatu proses integral pembuatan keputusan dari awal sampai final/akhir. Suatu upaya terus menerus menyiapkan apa saja hal-hal pokok dalam pembuatan keputusan sampai ditemukan alternatif bagus pada puncak proses pengambilan keputusan, yaitu terealisasikannya tujuan utama disamping tepecahkannya suatu problem.
Istilah ‘ittikhadz al qarar merupakan langkah dalam proses pembuatan keputusan, yaitu melakukan pemilihan terhadap alternatif yang dianggap paling ideal. Menurut pemahaman kami, ‘ittikhadz al qarar itu juga mencakup tiga langkah sebelumnya, yaitu ibtikar al bada’il (menemukan alternatif yang inovatif), menilainya, lalu memilih alternatif yang paling ideal.
Istilah ‘ishdar al qarar dimaksudkan sebagai marhalah atau tahap akhir dari perjalanan proses pengambilan keputusan. Tidak ada makna apa-apa bagi suatu keputusan yang ideal sekalipun jika tanpa tanfidz atau ralisasi, yakni pembuktiannya. Keputusan tidak akan ada artinya jika dikeluarkan selintas tanpa disertai perangkat yang mesti disiapkan untuk merealisasikannya.
Tidak bermakna pula, jika suatu keputusan diserahkan sepenuhnya kepada anggota tanpa kontrol, apalagi selanjutnya staf kita menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada bawhannya. Memang masing-masing mereka akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan dan membuktikan segala penunjangnya. Namun jika begitu keadaannya, pada akhirnya jumlah keputusannya akan menjadi banyak sekali sesuai dengan jumlah pelaksanaannya.
D. Melaksanakan Keputusan
“Sesungguhnya manfaat dari suatu keputusan apapun adalah terdapat dalam realitas pelaksanaannya.” (Hisyam al Thalib)
Kisah Kendi Madu
Pernah ada seorang pengangguran menemukan kendi yang tergantung pada suatu pohon. Kendi tersebut didapatkannya dalam keadaan penuh madu. Ia mengucapkan la’ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah), lalu ia mengatakan : “Betapa Allah telah memberikan kesenangan kepadaku.” Setelah ia meminum beberapa teguk dan merasakan kelezzatannya, ia ketiduran di bawah pohon itu sambil memegang tongkat yang ia bawa dalam perjalananny. Setelah tertidur. Ia bermimpi membuat keputusan yang bermacam-macam, antara lain berkenaan dengan madu yang dengan mudahnya didapatkannya itu, seperti keputusan berikut :
- Apakah aku lebih baik menjual kendi ini dengan madunya?
- Apakah aku menginvestasikan harta ini supaya menjadi lebih banyak lagi?
- Setelah itu aku akan membangun rumah indah.
- Aku pun akan menikah dan mempunyai anak, lalu aku akan mendidiknya.
- Jika anak itu telah deawasa dan baik, aku akan memberikan kepadanya segala kebutuhannya.
- Jika ia tidak baik, maka tidak ada jalan lain bagiku kecuali mendidiknya lewat tongkat ini.
Lalu lepaslah tongkat yang ia pegang itu mengikuti segala keputusan mimpinya. Apakah yang kemudian terjadi? Kendi madu itu pecah terkena tongkat, lalu mengalirlah madu itu ke kepalanya. Seraya menjilat kelezatan sisa-sisa madu dengan lidahnya, tiba – tiba padamlah api mimpinya, sedangkan harapan pun masih mengalir dengan derasnya, tetapi apa boleh buat, segalanya telah hancur. (demikianlah kisah kendi madu itu).
Pelajarannya, cukuplah sebenarnya bagi si penganggur tadi untuk segera menetapkan satu keputusan, kemudian segera merealisasikannya. Jangan malah tidur (bermimpi). Banyak keputusan yang tidak mempunyai langkah konkret sehingga tidak lebih dari sekadar mimpi kosong belaka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai Kesimpulan, kami ingin memberikan tambahan sebagai kesimpulan yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Berikut ini dua puluh lima kiat terbaik (emas) yang menjadi landasan dan ukuran dalam membuat keputusan kreatif, efektif, dan praktis.
1. Sebelum membuat keputusan, berdoalah kepada Allah dan lalukan shalat istikarah.
2. Siapkan perangkat ilmu (teori, metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.
3. Melakukan musyawarah(sharing experiences) untuk membuat keputusan.
4. Lebih mengedepankan pertimbangan rasio daripada emosi dalam membuat keputusan.
5. Hati-hati dari pengaruh (pihak lain), dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu (terprovokasi).
6. Memperhatikan aspek keseimbangan dalam mengkaji keputusan.
7. Harus teguh-kukuh dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.
8. Bersegerahlah dalam merealisasikan segala keputusan.
9. Tidak sentralistik (kondisi yang otonom)
10. Pentingnya dinamika pertentangan dalam mengambil keputusan.
11. Segala bentuk keputusan yang telah diambil perlu dihormati secara proporsional tetapi jangan mensakralkan.
12. Moderat dalam keputusan, antar realitas dan cita-cita yang ideal.
13. Memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.
14. Mesti ada tata aturan yang jelas dalam mekanisme komunikasi secara vertikas dan horizontal.
15. Memuaskan para eksekutor daripada meggunakan pemaksaan.
16. Sederhana dalam kuantitas (jumlah) keputusan yang di ambil.
17. Perlu adanya inovasi dan kreatifitas baru dalam membuat keputusan.
18. Mesti mengedepankan sikap optimistik daripada sikap pesimistis.
19. Kealpaan itu merupakan tabiat manusia.
20. Berani bertanggungjawab ketika mengambil keputusan.
21. Hindari upaya mengambil keputusan dari menara gading (otoriter).
22. Sinergikan antara pengalaman orang tua dan semangat anak muda.
23. Tidak menjadi “Yes Man”, tidak meniru orang lain secara membabi buta dalam membuat keputusan.
24. Mengedepankan sikap lemah lembut daripada cara keras dan paksa.
25. Jangan sembarang menolak opini terlalu dini.
B. Saran
Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun dalam Pemabahasan makalah ini, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah ketusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ridha, Akrim, Dr.2003.Cara Cerdas Mengambil Keputusan.Bandung : PT Syaamil Cipta Media.
Alawiyyah, sayyid, Dr., Membuat Keputusan Manajerial dalam Pelbagai Organisasi Manajemen, al hay’ah al mishriyyah al’ammah li al kuttab, Kairo, 1987.
Al Ghadhban, Munir, Metode Edukatif pada Sirah Nabawiah, Pendidikan Kepemiminan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
al hamdu lillah